Minggu, 19 Desember 2010

Sejarah Kandang Natal dan Pohon Natal

      Perayaan Natal (dari kata Latin Natus, yang artinya kelahiran) identik dengan berbagai ornamen-ornamen yang meriah. Sebut saja yang paling lazim ialah pohon natal dan kandang natal. Hampir di setiap Gereja dan rumah-rumah orang Kristen dan Katolik terdapat pohon natal dan kandang natal. Bagi beberapa orang, natal tanpa ornamen-ornamen seperti itu terasa tidak lengkap atau tidak meriah. Bahkan di beberapa tempat, orang-orang mulai memodifikasi ornamen-ornamen tersebut, sekedar mencari perhatian atau membuat rekor, misalnya pohon natal tertinggi, pohon natal dari bahan-bahan unik, atau kandang natal yang besar dan unik.
     Tidak salah memang jika orang begitu antusias dengan ornamen-ornamen natal tersebut, tetapi janganlah itu menjadi suatu kewajiban yang mengikat, sebab itu bukanlah suatu keharusan tetapi hanya merupakan tradisi dari budaya tertentu yang meluas dan populer hampir di seluruh penjuru dunia (kecuali Arab Saudi barangkali). Oleh karena itu, baguslah kalau sambil kita berkreasi dengan pohon natal dan kandang natal kita juga tahu sejarah dan makna dari pohon natal dan kandang natal.
      Pohon Natal yang pertama kali dibuat oleh Pangeran Albert dan istrinya, Victoria dari Jerman. Waktu itu pohon Natal dihiasi lilin dan digantungkan aneka permen serta kue-kue Natal. Lilin-lilin untuk menunjukkan pada anak-anaknya bagaimana bintang-bintang berkilauan di langit yang kelam. Dan seiring dengan waktu, pohon Natal pun didekorasi dengan hiasan-hiasan menarik. Sedangkan sejarah kandang Natal bermula dari Santo Fransiskus dari Assisi, pendiri ordo Fransiskan. Pada 1223, Fransiskus merayakan Natal di daerah Greccio, Italia, dan menyajikan kembali situasi kelahiran Yesus di dalam kandang di Kota Betlehem."Gereja Katolik banyak menggunakan simbol seperti patung dan kandang Natal lebih untuk mengingatkan lahirnya Tuhan Yesus". Tradisi ini kemudian berkembang luas di wilayah Eropa dan akhirnya di Gereja-gereja Katolik di Indonesia (yang aslinya memang dari Eropa). Selamat berkreasi
!

Readmore »»

Senin, 13 Desember 2010

Christmas Fishing 2010: "Datang naik ojek, pulang bawa motor baru"

  
    Pagi itu, minggu 12 Desember, sekelompok muda mudi tampak sibuk mempersiapkan diri di pinggir sebuah kolam pemancingan. Mereka adalah muda-mudi Katolik (mudika) paroki YGB, yang pada hari itu hendak mengadakan lomba mancing yang bertajuk "Christmas Fishing 2010". Kegiatan ini diadakan dalam rangka pencarian dana untuk Pertemuan Berkala Mudika Keuskupan Manado pada tanggal 29 Juni - 3 Juli 2011 nanti. 
justify;">     Tepat jam 09.00 pagi, lomba tersebut dimulai dengan doa pembukaan oleh salah seorang anggota panitia. Setelah itu mulailah para "mancing mania" menguji kelihaian mereka dalam memancing ikan. Sekedar diketahui bahwa yang menjadi juara dalam lomba ini adalah dia yang memperoleh ikan dengan bobot terberat di atas 1 kg.  Para peserta lomba pun diberi kesempatan memancing sampai pukul 16.00 sore, dan yang berhasil mendapatkan ikan Mas yang terberat akan mendapat hadiah 1 unit motor Honda Vario, disusul lemari es dan televisi 21" untuk juara II dan III.
     Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 15.59 beberapa orang mudika tiba-tiba membentuk barisan dan mulai berdansa "poco-poco" sambil diiringi musik dari electone. Ya, ekspresi spontan dari beberapa mudika tersebut mau menandakan bahwa lomba akan segera berakhir dan pengunguman juara akan dimulai. Lomba tersebut akhirnya dimenangkan oleh bpk. Charles Tulus, yang memperoleh ikan dengan berat 2,8 kg. Dalam suasana yang gembira tersebut "om Tulus", begitu ia biasa disapa, spontan berkata "datang naik ojek, pulang bawa motor baru". Orang-orang pun tertawa sambil memberikan selamat dan aplaus yang meriah bagi om Tulus. Semoga kegiatan ini boleh memberi kegembiraan bagi orang lain dan dana yang cukup bagi panitia Pertemuan Berkala Mudika Keuskupan Manado. 

Readmore »»