Perayaan Natal (dari kata Latin Natus, yang artinya kelahiran) identik dengan berbagai ornamen-ornamen yang meriah. Sebut saja yang paling lazim ialah pohon natal dan kandang natal. Hampir di setiap Gereja dan rumah-rumah orang Kristen dan Katolik terdapat pohon natal dan kandang natal. Bagi beberapa orang, natal tanpa ornamen-ornamen seperti itu terasa tidak lengkap atau tidak meriah. Bahkan di beberapa tempat, orang-orang mulai memodifikasi ornamen-ornamen tersebut, sekedar mencari perhatian atau membuat rekor, misalnya pohon natal tertinggi, pohon natal dari bahan-bahan unik, atau kandang natal yang besar dan unik.
Tidak salah memang jika orang begitu antusias dengan ornamen-ornamen natal tersebut, tetapi janganlah itu menjadi suatu kewajiban yang mengikat, sebab itu bukanlah suatu keharusan tetapi hanya merupakan tradisi dari budaya tertentu yang meluas dan populer hampir di seluruh penjuru dunia (kecuali Arab Saudi barangkali). Oleh karena itu, baguslah kalau sambil kita berkreasi dengan pohon natal dan kandang natal kita juga tahu sejarah dan makna dari pohon natal dan kandang natal.
Pohon Natal yang pertama kali dibuat oleh Pangeran Albert dan istrinya, Victoria dari Jerman. Waktu itu pohon Natal dihiasi lilin dan digantungkan aneka permen serta kue-kue Natal. Lilin-lilin untuk menunjukkan pada anak-anaknya bagaimana bintang-bintang berkilauan di langit yang kelam. Dan seiring dengan waktu, pohon Natal pun didekorasi dengan hiasan-hiasan menarik. Sedangkan sejarah kandang Natal bermula dari Santo Fransiskus dari Assisi, pendiri ordo Fransiskan. Pada 1223, Fransiskus merayakan Natal di daerah Greccio, Italia, dan menyajikan kembali situasi kelahiran Yesus di dalam kandang di Kota Betlehem."Gereja Katolik banyak menggunakan simbol seperti patung dan kandang Natal lebih untuk mengingatkan lahirnya Tuhan Yesus". Tradisi ini kemudian berkembang luas di wilayah Eropa dan akhirnya di Gereja-gereja Katolik di Indonesia (yang aslinya memang dari Eropa). Selamat berkreasi
!